Jumat, 09 September 2011

Reki's Number Isn't Actived

Reki adalah laki-laki idola di sekolahku. Dia seorang atlet nasional yang sangat berprestasi. Reki itu cukup tampan, berbadan tegap dan sangatlah ramah. Mungkin itu yang membuatnya terkenal di sekolahku. Dan yang lebih penting, dia adalah pacarku.
Entah dia menyukaiku dari sudut yang mana , tapi walau sangat banyak perempuan yang mengejar-ngejarnya, dia hanya setia kepadaku. Aku ini sangat kekanak-kanakkan, egois dan cuek kepada Reki.
Pada suatu hari, aku sedang datang bulan. Kalian pasti tahu, kita kadang-kadang mengalami masa-masa PMS. Saat itu aku dan Reki sedang bertengkar. Aku masih ingat jelas, saat itu adalah hari Kamis. Saat pelajaran Biologi, aku disuruh untuk mencatat di papan bor oleh Pak Restu.
“Gina, psst...pssst...” bisik salah seorang temanku.
“Apaan sih?” jawabku sewot.
“Itu, kamu TB!”
Sontak aku langsung lari keluar kelas. Aku langsung ke toilet. Aku menangis sendirian disana.
Nisa, sahabatku, saat itu ternyata langsung meng-sms Reki yang sedang lomba di Dinas Kota.
‘Rek, buruan datang ke sekolah, Gina tembus. Kasian dia gak ada yang bawain rok.’
‘Eh iya bentar, gua langsung OTW’
‘Gua tunggu lo di gerbang sekolah, cepet.’
Reki yang sedang menunggu giliran tanding buru-buru meminta izin pada wasit dan panitia. Tapi sudah pasti, mereka tidak akan mengizinkan karena pertandingan tak bisa diundur atau ditunda. Karena sedang kalap, Reki yang ingin segera membantuku langsung lari ke arah motornya. Ia tak peduli kalau ia harus didiskualifikasi.
Reki langsung membeli rok dan pembalut untukku. Sesampainya di sekolah, Nisa langsung memarahi Reki karena ia lama sekali datang.
“Sorry banget, tadi gua gak tau tempat beli rok dimana”
“Ya udah buruan ke toilet, Gina masih disana daritadi.”
Aku sedang mencuci rokka pas Reki dan Nisa datang ke toilet. Aku kaget karena Reki seharusnya sedang lomba untuk mewakili sekolah kita di tingkat Kota. Tapi aku agak lega karena dia mebelikanku rok baru dan pembalut.
“Reki, lo ngapain disini? Lomba lo gimana? Ntar kalo lo didisk pasti gue yang disalahin kan? Udah deh buruan balik lagi sana, gue udah gak butuh lo sekarang.” Aku sangat ketus pada Reki.
“Aku gak peduli, aku cuman pengen bisa ngasih apa yang kamu butuhin. Lomba masih bisa aku jabani nanti-nanti, tapi kamu?”
“Udah udah, ayo Gin, buruan kita balik ke kelas lagi, Pak Restu pasti udah marah-marah deh..” Nisa memotong pertengkaran kami.
“Rek, makasih banyak ya, tapi mestinya lo gak sampe segininya ke gue. Gue kan masih bisa beli sendiri nanti.”
“Aku pengen selalu bisa bantu kamu” Jawab Reki lesu.
Setelah itu, Reki ternyata langsung dipanggil oleh Pak Probo. Pak Probo memberitahu Reki kalau ternyata pertandingan masih ditunda. Reki masih punya kesempatan untuk berlomba. Reki langsung memacu motornya ke Dinas. Saat akan menstarter motornya, Reki menyempatkan untuk meng-sms aku.
‘Maafin aku, aku sayang kamu’
Smsnya tak aku baca, akumasih kecewa sama Reki. Reki langsung berangkat.
Saat di jalan Kilimanjaro, Reki terjebak lampu merah. Masih angka 127. Reki langsung membuka Facebook dan mengupdate statusnya.
Berangkat lomba lagi. Semoga bisa menang dan ntar duit dari hadiahnya bisa gue pake jalan-jalan bareng Gina Dwi Astiana tersayang :*
Jaringannya lemot, Reki masih menunggu updatenya selesai. Lampu merah tinggal 8 detik, 2 detik. Reki langsung menyimpan handphonenya dan menggas motornya kencang-kencang. Dan seketika, dari arah kanan truk besar menyambar motor Reki. Reki tewas seketika.
Saat sedang istirahat, aku ingin membaca pesan dari Reki. Aku sangat senang membacanya, aku langsung membalas pesannya.
‘Aku lebih sayang kamu, aku minta maaf ya, tadi aku lagi emosi :* km dimana sekarang? Ntar kita nonton ke bioskop yuk, aku traktir kamu deeh hhe’
Sms ku pending, aku mencoba mengirim ulang. Masih pending juga. Aku langsung meneleponnya, dan ternyata hpnya tidak aktif.
Aaah, kenapa juga ni anak? Baru juga mau baikan. Pikirku dalam hati.
Karena penasaran, aku langsung membuka Facebookku. Ada 2 pemberitahuan.
Ternyata Reki mentag statusnya ke aku..
Berangkat lomba lagi. Semoga bisa menang dan ntar duit dari hadiahnya bisa gue pake jalan-jalan bareng Gina Dwi Astiana tersayang :*
Ketika akan mengomentari statusnya, Iman teriak-teriak tidak karuan.
“Ginaaaaa Ginaaaaa, Reki Gin, Reki!!!!” Iman seperti yang kemasukan jin.
“Santai dong Man, Reki kenapa?”
“Reki ketabrak tronton di Kilimanjaro, dia, dia....meninggal ditempat Gin.. “ Iman mulai sesenggukan.
Aku mencoba mencerna apa yang Iman katakan tadi. Aku ingin menangis, tapi aku seperti kehilangan kesadaran
Tiba-tiba aku sudah dikerumuni teman-teman dan guruku di ruang TU.
“Reki dimana? Kenapa hpnya gak aktif? Reki masih disini kan?” Tak ada yang menjawab. Nisa langsung memelukku. Air mataku mengalir tanpa aku perintah. Aku tak bisa melakukan apa-apa.
“Reki dimana Nis? Aku mau minta maaf sama dia.” Aku mulai bisa bicara.
Setelah itu, aku diceritakan oleh Nisa tentang kejadiannya. Aku tetap belum mengerti apa yang sudah terjadi pada pacarku.

Hari ini, tepat 1 bulan Reku-ku sudah pulang. Aku akan berangkat kerumahnya untuk ikut tahlilan. Aku membawa jam tangan hadiah ulang tahunku dari Reki. Aku ingin mamanya menggunakan jam itu. Aku mulai bisa menerima Reki-ku sudah tidak ada disisiku lagi. Tapi aku tahu, jiwanya, masih setia mendampingiku kapanpun aku butuh dia.
Reki, aku selalu mendoakanmu dari sini. Reki, kita semua sayang banget sama kamu. Reki disana gak boleh sedih ya, kita disini ingin kamu tenang, damai dan bahagia.
Allah pasti sayang sama kamu,
Yours, Gina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar