Kamis, 05 September 2013

Salam untuk LV

Untuk Yasti, yang kuat ngurus 55 sama 56 nya, jangan sampe pusroh kaya dulu lagi.

Untuk Retno, tetep semangat ngadepin miss Novita :p Inget terus saat-saat kontra apel ya, olahraga malem yang ASIK banget hehee

Untuk Musay, tetep kejar cintamu pada Jireh! Gue 100 persen dukung elu Say! Musay yang juga selalu jadi musuh gue kalo di kamar.

Untuk Elgi & Rabithah, maaf buat setahun kemaren kalo gue bisa nyuruh2 kalian doang buat ngerjain mading.

Untuk Valent yang selalu setia jadi partner gue dikelas kalo lagi gila-gilaan.

Untuk Nior Fatwa, makasih banyak udah jadi orang terdekat gue selama di sana. Saya sayang Nior, Nior.

Untuk Nior Ibeth, my angel, jadi ibu peri diantara banyaknya orang jahat di sana.

Untuk semua Batch LV yang selalu bersama-sama menjalani hari-hari berat di kampus dan asrama, terus kejar apa yang kalian inginkan, karena hal itu gak mungkin mendatangi kalian dengan sendirinya! Berkeras kepalalah jika kalian yakin apa yang kalian lakukan itu pasti benar. Jangan takut mengaku salah, sebelum orang lain yang akan menanggung apa yang seharusnya kamu pertanggung jawabkan. Bersahajalah dengan orang luar, karena kalian bukan hidup hanya untuk sesama Taruna/i saja, kalian butuh semuanya. Perkuatlah iman kalian, karena dunia luar akan jauh lebih keras dibandingkan dengan didalam sana. Aku sayang kalian LV.

Rabu, 04 September 2013

Resign Part 1

Semuanya tentang tanggal 12 Mei lalu.

Ini adalah saat terakhir aku bisa berbangga hati mengatakan bahwa aku bersekolah di STIP. Tepat dihari itu aku menjadi ‘ex-female cadet’.
Hari Rabu itu adalah hari pesiarku yang terakhir. Tak ada kalimat berpisah ataupun cerita mengenai aku yang memiliki rencana akan kemunduranku dari sekolah itu. Memang semuanya bukan sesuatu yang aku rencanakan.
Hari Jumat, aku memberanikan diri untuk bicara berdua dengan ibuku. Akhir dari pembicaraan tersebut ibuku hanya bisa merelakan apa yang sudah aku putuskan. Walau sebenarnya bisa dibilang (mungkin) itu hanyalah emosi sesaatku.
Setelah itu, aku merasa berat hati untuk meneruskan keputusan tersebut. Ibuku sudah berkorban terlalu banyak, bukan aku bermaksud membuat hatimu sedih Ibu... Mereka harus tau, jalan sukses bukan hanya dari sana, aku mencoba menguatkan hati untuk tetap pada keputusanku itu. Dan akhirnya, Alhamdulillah (aku selalu berterimakasih pada Dzat Yang Mahasempurna) hari ini aku sudah bisa mengenyam pendidikan lagi dibangku kuliah. Memang bukan sekolah yang benar-benar aku impikan sejak dulu, namun menurut kebanyakan orang, universitasku ini memang salah satu kampus favorit.
Di IPBku yang hijau ini, mulai hari ini, aku berjanji tidak akan pernah membuat kedua orangtuaku kecewa dan sedih lagi. Aku akan selalu dan selalu berusaha lebih dari yang orang lain usahakan.

Aku berjanji pada diriku sendiri!