Kamis, 11 Juni 2015

Struktur Hewan BIOLOGI IPB 2015



Korelasi Antara Profil Demografis dan Lipid Darah dengan Serangan Jantung pada Mediteranian


















Salah satu penyakit kardiovaskular: infark miokard (MI), dipengaruhi oleh konsentrasi kolesterol total (T Chol), low density lipoprotein (LDL), very low density lipoprotein (VLDL), high density lipoprotein (HDL), dan trigliserida (TG). Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, sehingga sel-sel jantung mengalami kematian. Infark miokard adalah penyebab pertama penyakit jantung koroner. Faktor-faktor  yang mempengaruhi MI diantaranya adalah jenis kelamin (penderita lebih sering laki-laki), usia (diatas 45 lebih beresiko), penderita hipertensi, penderita diabetes mellitus (DM), penderita hiperlipidemia, riwayat keluarga, perokok, pengkonsumsi alkohol, serta aktivitas fisik.
Lipid yang terkandung di permukaan arteri diangkut oleh kolesterol baik (HDL-Cholesterol) menuju hati untuk diekskresi. Kolesterol buruk (LDL-Cholesterol) bisa menumpuk lipid di dinding arteri  atau disebut atherosclerosis. Atherosclerosis secara khusus menyebabkan kerusakan di arteri koroner yang menyebabkan serangan jantung. Peningkatan HDL-C akan menurunkan nilai penderita serangan jantung, sedangkan peningkatan LDL-C akan meningkatkan nilai penderita serangan jantung.
Studi mengenai peran total konsentrasi kolesterol HDL rendah dan tinggi, peran total konsentrasi kolesterol yang tinggi, serta variabel demografis (usia, jenis kelamin, perokok, olahraga, penderita hipertensi dan DM) terhadap penduduk Palestina.
 Menurut penelitian, merokok dan gaya hidup merupakan faktor resiko penyebab penyakit aterosklerosis dan serangan jantung. Hal tersebut dilihat secara nyata dari kebiasaan merokok warga Palestina yang mulai meluas  karena gaya hidup yang kurang baik, diantaranya tidak berolahraga. Uji Levene mengukur kesetaraan variasi mengenai hipotesis perbedaan kelompok berdasarkan seks, merokok, dan hipertensi. Hasilnya yaitu diketahui bahwa dilihat dari jenis kelamin, pria lebih awal untuk mengalami serangan jantung daripada wanita. Selisih antar keduanya sekitar satu dekade. Berdasarkan usia dan aktivitas fisik, ditemukan hubungan terbalik yang kuat antara risiko serangan jantung dan aktivitas fisik.
 Secara keseluruhan dilihat berdasarkan faktor apapun,  sangat jelas jelas bahwa faktor demografis seperti usia, hipertensi, DM dan LDL memiliki kontribusi yang signifikan terhadap terjadinya serangan jantung. Setiap variabel berkorelasi untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap penyakit serangan jantung. Analisis korelasi dilakukan untuk menentukan dan mengukur kontribusi dari fwktor-faktor tersebut.Faktor usia dijadikan kontrol yang menentukan kontribusinya terhadap penyakit serangan jantung.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa faktor usia, tekanan darah tinggi, dan diabetes melitus merupakan penentu kuat penyakit kardiovaskular. Merokok merupakan faktor resiko utama untuk serangan jantung, dilihat dari data bahwa penghentian merokok menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung koroner. Selain itu, kolesterol, TG, LDL, dan HDL berkontribusi terjadinya serangan jantung. Kadar yang rendah dari HDL dan kadar tinggi dari LDL penyebab utama penyakit kardiovaskular.
Simpulan
Dari temuan penelitiaan  dapat disimpulkan bahwa sebagian besar variabel demografis yang diselidiki, statistik variabel yang berkontribusi terjadinya serangan jantung di antaranya yaitu umur, hipertensi, dan DM penderita  serta frekuensinya. Selain itu, dalam kisaran yang sama dari variabel termasuk jenis kelamin, merokok, dan olahraga, semua ditemukan dalam korelasi parsial dengan usia tumbuh dan kemungkinan terjadinya serangan jantung. Aktivitas darah dan lipid sangat berkaitan terhadap usia yang dapat berpengaruh terhadap penyakit serangan jantung.