Sumber : http://www.wildborneo.com
Xenophrys
parallela (yang memiliki nama sinonim Megophrys paralella) masuk ke dalam famili Megophryidae. Genus Xenophrys beranggotakan 46 spesies dan terdistribusi di Asia Tenggara
dari wilayah Himalaya selatan sampai timur ke Kalimantan. Spesies ini merupakan
hewan endemik Indonesia yang hanya dapat ditemukan pada ketinggian 1.289-1.320
mdpl pada Batang Sarasah, Lubuk Selasih, dekat
Solok (Sumatera Barat). Spesies ini
memiliki kemiripan dengan Megophrys aceras
dari Semenanjung Melayu sehingga
diharapkan memiliki distribusi yang luas di hutan pegunungan di
sepanjang pantai barat Sumatera (Inger dan
Iskandar 2005).
Habitat alami amphibi ini adalah
hutan pegunungan tropis lembab dan sungai. Katak ini juga ditemukan pada hutan
primer dan sekunder, yang menandakan bahwa spesies ini memiliki kadar toleransi
yang tinggi terhadap degradasi habitat. Spesies ini dapat ditemukan juga pada
daun mati serta batang kayu kecil di tepi sungai. Sifat hidup katak dewasa dari
spesies ini adalah terrestrial karena hidupnya hampir seluruhnya di atas air. Katak
ini kerap bersembunyi di bawah serasah hutan, dan baru pada malam hari aktif
menjelajahi lantai hutan hingga ke pinggiran sungai. Sedangkan larvanya
bersifat akuatik karena perkembangan hidupnya terjadi di sungai (Inger 2006).
Xenophrys
parallela memiliki ciri unik yaitu terdapatnya runcingan
seperti tanduk di atas matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya.
Sepasang
runcingan kulit lain yang lebih kecil terdapat di ujung-ujung rahang. Pada
umumnya famili ini berukuran tubuh kecil (60-95 mm),
agak gendut dengan tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya lambat dan
kurang lincah. Kaki dan tangan berwarna kuning serta dilengkapi dengan selaput
renang yang sangat pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar