|
|
Korelasi
Antara Profil Demografis dan Lipid Darah dengan Serangan Jantung pada Mediteranian
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|||||
Salah satu penyakit
kardiovaskular: infark
miokard (MI), dipengaruhi oleh konsentrasi kolesterol total (T Chol), low
density lipoprotein (LDL), very low density lipoprotein (VLDL), high density
lipoprotein (HDL), dan trigliserida (TG). Infark miokard adalah perkembangan
cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, sehingga sel-sel jantung mengalami kematian. Infark
miokard adalah penyebab pertama penyakit jantung koroner. Faktor-faktor yang mempengaruhi MI diantaranya adalah jenis
kelamin (penderita lebih sering laki-laki), usia (diatas 45 lebih beresiko),
penderita hipertensi, penderita diabetes mellitus (DM),
penderita
hiperlipidemia, riwayat keluarga, perokok, pengkonsumsi alkohol, serta
aktivitas fisik.
Lipid
yang terkandung di permukaan arteri diangkut oleh kolesterol baik
(HDL-Cholesterol) menuju hati untuk diekskresi. Kolesterol buruk
(LDL-Cholesterol) bisa menumpuk lipid di dinding arteri atau disebut atherosclerosis. Atherosclerosis
secara
khusus menyebabkan kerusakan di arteri koroner yang menyebabkan serangan
jantung. Peningkatan HDL-C akan menurunkan nilai penderita
serangan jantung, sedangkan peningkatan LDL-C akan meningkatkan nilai penderita
serangan jantung.
Studi mengenai peran total
konsentrasi kolesterol HDL rendah dan tinggi, peran total konsentrasi kolesterol
yang tinggi, serta variabel demografis (usia, jenis kelamin, perokok, olahraga,
penderita hipertensi dan DM) terhadap penduduk Palestina.
Menurut penelitian,
merokok dan gaya hidup merupakan faktor resiko penyebab penyakit aterosklerosis
dan serangan jantung. Hal tersebut dilihat secara nyata dari kebiasaan merokok
warga Palestina yang mulai meluas karena
gaya hidup yang kurang baik, diantaranya tidak berolahraga. Uji Levene mengukur
kesetaraan variasi mengenai hipotesis perbedaan kelompok berdasarkan seks, merokok,
dan hipertensi. Hasilnya yaitu diketahui bahwa dilihat dari jenis kelamin, pria
lebih awal untuk mengalami serangan jantung daripada wanita. Selisih antar
keduanya sekitar satu dekade. Berdasarkan usia dan aktivitas fisik, ditemukan
hubungan terbalik yang kuat antara risiko serangan jantung dan aktivitas fisik.
Secara keseluruhan dilihat berdasarkan faktor
apapun, sangat jelas jelas bahwa faktor
demografis seperti usia, hipertensi, DM dan LDL memiliki kontribusi yang
signifikan terhadap terjadinya serangan jantung. Setiap variabel berkorelasi
untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap penyakit serangan jantung. Analisis
korelasi dilakukan untuk menentukan dan mengukur kontribusi dari fwktor-faktor
tersebut.Faktor usia dijadikan kontrol yang menentukan kontribusinya terhadap
penyakit serangan jantung.
Beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa faktor usia, tekanan darah tinggi, dan diabetes melitus
merupakan penentu kuat penyakit kardiovaskular. Merokok merupakan faktor resiko
utama untuk serangan jantung, dilihat dari data bahwa penghentian merokok
menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung koroner. Selain itu,
kolesterol, TG, LDL, dan HDL berkontribusi terjadinya serangan jantung. Kadar
yang rendah dari HDL dan kadar tinggi dari LDL penyebab utama penyakit
kardiovaskular.
Simpulan
Dari temuan
penelitiaan dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar variabel demografis yang diselidiki, statistik variabel yang
berkontribusi terjadinya serangan jantung di antaranya yaitu umur, hipertensi,
dan DM penderita serta frekuensinya.
Selain itu, dalam kisaran yang sama dari variabel termasuk jenis kelamin,
merokok, dan olahraga, semua ditemukan dalam korelasi parsial dengan usia
tumbuh dan kemungkinan terjadinya serangan jantung. Aktivitas darah dan lipid
sangat berkaitan terhadap usia yang dapat berpengaruh terhadap penyakit
serangan jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar